Jika berbicara tentang Bapak, Aku sedikit
sensitif. Jika Bapak kenapa-napa, Aku yang paling cemas duluan dan paling
gampang mengeluarkan air mata. Mungkin karena faktor anak pertama, sampai
sekarang-pun Aku masih begitu bergantung kepada Beliau. Bukannya tak menyayangi
Ibu, saya menyayangi keduanya, sama besar, tapi berbicara tentang Bapak, lain
lagi yang bisa kubahasakan. Bapak itu “Sesuatu yang tak bisa terganti,
satu-satunya lelaki yang rela melakukan apapun demi keluarganya”. Bapak tak
pernah sampai hati menyakiti hati anak-anaknya, hati keluarganya, hati
putrinya. Bapak yang rela banting tulang demi keluarganya, yang tidak ingin
anak istrinya kekurangan. Terdengar klise memang, tapi coba kalian yang berada
diposisinya. Kalau saya pribadi, beliau sangat hebat, mau berpendidikan tinggi
atau tidak, beliau tetap saja orang yang sangat pantas untuk dibanggakan.
Bapak yang pendiam, yang lebih banyak aksinya
daripada kata-katanya, yang selalu berusaha baik-baik saja. Yang kalau Aku
sakit, tiba-tiba datang mengetuk pintu kost dan membelikanku obat, dan jika tak
sempat datang, maka akan rajin menelepon dan menyuruhku ke Puskesmas. Laki-laki
yang penuh kejutan, yang tidak terprediksi bagaimana pemikirannya tapi selalu
melakukan yang terbaik. Laki-laki yang selalu berusaha mengabulkan apapun
keinginan anak-anaknya. Laki-laki yang tak pernah rela menyakiti, lebih memilih
dia yang tersakiti.
Ini hanya penyampaian klise dari seorang anak
gadis terhadap Ayahnya, mau pendapat yang lain, terserah kalian.. Aku terlalu
banyak merepotkan Beliau. Aku sadar, tapi aku belum bisa berbuat banyak untuk
saat ini. Aku juga tahu, aku masih sering merepotkan dan keras hati, aku juga
masih belum bisa memberikan apa-apa untuk saat ini, tapi aku punya keingingan
keras untuk membalas semua jasa Beliau.
Sehat terus ya Pak, anakmu ini sedang berjuang
demi sebuah gelar, demi sebuah kilat bangga dimatamu, demi sebuah keberhasilan
di kemudian hari. Mungkin masih belum terlambat untuk berujar “Selamat Hari Ayah, selalu ada kata amin
yang menyertai doa tulusmu untuk anak dan keluargamu. Eu te Amo”
Regards
Afiah
Makassar, 20:35 WITA.