Pages

Minggu, 23 September 2018

SEMIOTIK DALAM PUISI PRAJURIT JAGA MALAM



SEMIOTIK DALAM PUISI PRAJURIT JAGA MALAM

1.        Komponen Tanda (lambang atau simbol, makna)

Prajurit Jaga Malam
Karya: Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam
Mimpi kemerdekaan bintang-bintangnya
Kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu
a.        Lambang atau Simbol
Lambang atau simbol yang dimaksud adalah, waktu, tajam, bintang-bintangnya, mati, berwangi, terlucut.
b.        Makna
Makna pada bait 1
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajamBerartisewaktumenjalanihidupakutidaktahubagaimananantiakhirnyaanakmuda yang masihkuatdan orang tua yang kerasmemandangku waspada terhadap penjagaan mereka. Pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama pada puisi ini.
Makna pada bait 2
Mimpi kemerdekaan bintang-bintangnya
Kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati iniberarti memimpikankemerdekaanmungkinhanyahalusinasibelakasampaimatiakuakanmempertahankandaerahini. Si Aku memimpikan kemerdekaan yang abadi. Namun, mungkin hanya diangannya saja. Puisi yang berlatar belakang tahun 1945 ini sangat lekat dengan kemerdekaan dan pemberontakan.
Makna pada bait 3
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malamberarti sampaimatiakuakanmempertahankandaerahini, akubanggadenganmeraka yang taktakutmalam, taktakutkegelapan. Di bait ini tersirat akan keberanian, si Aku yang bangga dengan orang-orang yang berani dan tak takut dengan apapun.
Makna pada bait 4
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktuberarti walaumalam terusbergantisiangdanaku pun taktahubagaimanaakhirnyananti. Si Aku yang tidak tahu akan apa yang terjadi nantinya, si Aku yang pasrah dengan keadaan dan tidak bisa lagi berbuat apa-apa untuk kedepannya, dia tak bisa menebak apa yang akan terjadi nantinya.
2.        Tingkatan Tanda
Tingkatan tanda denotasi terdapat pada kata :
Kata waktu berarti seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Waktu adalah sesuatu yang bergerak dan selalu bergerak. Si Aku merasa hidupnya tak bisa berbuat apa-apa terhadap waktu yang terus bergerak namun penderitaan terhadap dirinya dan negerinya juga semakin berpacu. Tajam berarti bermata tipis, halus, dan mudah mengiris, melukai, tajam identik dengan pisau atau senjata tajam lainnnya. Mati berarti sudah tidak hidup lagi, tidak bernyawa dan tidak bergerak, tidak berdaya lagi.
Tingkatan tanda konotasi terdapat pada kata:
Nasib waktu pada bait “Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu”
 berarti dimana Si Aku menjalani kehidupan yang Ia sendiri belum tahu apa yang akan terjadi kemudian. Tak mampu menebak permainan waktu pada kehidupannya dimasa depan.
Tajam pada bait “Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam”berarti pandangan mata orang tua kepada pemuda yang masih gagah dan kuat sebagai prajurit.
Bintang-bintangnya pada bait “Mimpi kemerdekaan bintang-bintangnya” berarti suatu impian dimana kemerdekaan ingin diraih dan tak ingin semua itu hanyalah khayalan.
3.        Relasi Antar Tanda
Relasi antar tanda yang meiputi metafora dalam puisi “Prajurit Jaga Malam” yaitu:
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Keduanya bercerita tentang keberanian, ketegaran, dan semangat yang membara dari orang-orang (prajurit) yang rela berjaga demi keamanan. Pengorbanan seorang prajurit,disaat semua orang sedang tertidur saat malam hari tetapi ia tetap berjaga.Itulah pengorbanan dari seorang prajurit.Dipuisi ini sang pengarang sedang bercerita tentang penngorbanan prajurit.



0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 AFIAH. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger