SEMIOTIK DALAM PUISI PRAJURIT JAGA
MALAM
1.
Komponen
Tanda (lambang atau simbol, makna)
Prajurit Jaga Malam
Karya:
Chairil Anwar
Waktu
jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu
Pemuda-pemuda yang
lincah yang tua-tua keras, bermata tajam
Mimpi
kemerdekaan bintang-bintangnya
Kepastian ada di sisiku
selama menjaga daerah mati ini
Aku
suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka
yang masuk menemu malam
Malam
yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak
tahu apa nasib waktu
a.
Lambang
atau Simbol
Lambang
atau simbol yang dimaksud adalah, waktu,
tajam, bintang-bintangnya, mati, berwangi, terlucut.
b.
Makna
Makna
pada bait 1
Waktu jalan. Aku tidak
tahu apa nasib waktu
Pemuda-pemuda yang lincah yang
tua-tua keras, bermata tajamBerartisewaktumenjalanihidupakutidaktahubagaimananantiakhirnyaanakmuda
yang masihkuatdan orang tua yang kerasmemandangku waspada
terhadap penjagaan mereka. Pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama
pada puisi ini.
Makna pada bait 2
Mimpi kemerdekaan bintang-bintangnya
Kepastian ada di sisiku selama
menjaga daerah mati iniberarti memimpikankemerdekaanmungkinhanyahalusinasibelakasampaimatiakuakanmempertahankandaerahini.
Si Aku memimpikan kemerdekaan yang abadi. Namun, mungkin hanya diangannya saja.
Puisi yang berlatar belakang tahun 1945 ini sangat lekat dengan kemerdekaan dan
pemberontakan.
Makna pada bait 3
Aku suka pada mereka
yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk
menemu malamberarti sampaimatiakuakanmempertahankandaerahini,
akubanggadenganmeraka yang
taktakutmalam, taktakutkegelapan. Di bait ini tersirat
akan keberanian, si Aku yang bangga dengan orang-orang yang berani dan tak
takut dengan apapun.
Makna pada bait 4
Malam yang berwangi
mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa
nasib waktuberarti walaumalam terusbergantisiangdanaku
pun taktahubagaimanaakhirnyananti. Si Aku yang tidak tahu akan apa
yang terjadi nantinya, si Aku yang pasrah dengan keadaan dan tidak bisa lagi
berbuat apa-apa untuk kedepannya, dia tak bisa menebak apa yang akan terjadi
nantinya.
2.
Tingkatan
Tanda
Tingkatan tanda denotasi terdapat pada kata :
Kata waktu berarti seluruh
rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung.
Waktu adalah sesuatu yang bergerak dan selalu bergerak. Si Aku merasa hidupnya tak bisa berbuat apa-apa terhadap waktu yang
terus bergerak namun penderitaan terhadap dirinya dan negerinya juga semakin
berpacu. Tajam berarti bermata
tipis, halus, dan mudah mengiris, melukai, tajam identik dengan pisau atau
senjata tajam lainnnya. Mati berarti
sudah tidak hidup lagi, tidak bernyawa dan tidak bergerak, tidak berdaya lagi.
Tingkatan tanda konotasi terdapat
pada kata:
Nasib waktu pada bait “Waktu
jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu”
berarti dimana Si Aku menjalani kehidupan yang
Ia sendiri belum tahu apa yang akan terjadi kemudian. Tak mampu menebak
permainan waktu pada kehidupannya dimasa depan.
Tajam pada bait “Pemuda-pemuda
yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam”berarti pandangan mata orang tua
kepada pemuda yang masih gagah dan kuat sebagai prajurit.
Bintang-bintangnya pada bait “Mimpi kemerdekaan
bintang-bintangnya” berarti suatu impian dimana kemerdekaan ingin diraih dan
tak ingin semua itu hanyalah khayalan.
3.
Relasi Antar
Tanda
Relasi antar tanda yang meiputi
metafora dalam puisi “Prajurit Jaga Malam” yaitu:
Aku suka pada mereka
yang berani hidup
Aku
suka pada mereka yang masuk menemu malam
Keduanya
bercerita tentang keberanian, ketegaran, dan semangat yang membara dari
orang-orang (prajurit) yang rela berjaga demi keamanan. Pengorbanan
seorang prajurit,disaat semua orang sedang tertidur saat malam hari tetapi ia tetap
berjaga.Itulah pengorbanan dari seorang prajurit.Dipuisi ini sang pengarang
sedang bercerita tentang penngorbanan prajurit.
0 komentar:
Posting Komentar