0
repost 2013
WANITA TEGAR
Posted by aafiahhhh on 19.05
Sepertinya aku merasakan apa yang dia rasakan. Merasa terasingkan mungkin, kesepian sudah pasti, bahkan merasakan sesak di dada yang selalu menghimpit kapanpun rasa itu mau muncul. Karena rasa itu muncul dengan semaunya, seperti pula cinta dan penderitaan.
Pernah membayangkan menjadi janda yang hanya mempunyai 2 anak dan anaknya tepisah jarak olehnya. Pasti sakit. Selalu merasa kesepian. Setiap hari dia harus bekerja sendiri karena tak ada yang bisa dimintai tolong, semuanya dikerjakan serba sendiri. Hingga wajahnya pun terlihat lebih tua daripada umurnya. Dia keriput dan jalannya mulai tertatih-tatih, kerutan di wajahnya terlihat penuh dengan beban. Tapi dia masih bisa tersenyum, walaupun terkadang senyum itu senyum palsu yang berusaha dia aslikan.
Tinggal di daerah pedalaman membuatnya susah untuk selalu pergi ke mana-mana. Tinggal bersama sang anak pun rasanya lain. Tak ingin memberatkan dan tak ingin meninggalkan gubuk tuanya yang sudah semakin lapuk. Kasihan dia, wanita tegar yang berdiri di ufuk barat sambil memanggul kayu bakar untuk memasak. Malam-malamnya pun mungkin tak kalah kelamnya. Aku berharap tak mencekam tapi rasa kesepian tak bisa dicegah, tidur ditemani temaram lampu 5 watt dan berbagai suara di sekitarnya yang setia menemani. Paginya mungkin monoton, berteman sepi dan berkawan hening. Hiburannya mungkin hanya televisi dan radio penghambat sunyi.
Sayang, dia selalu menolak ajakan anaknya untuk tinggal bersama. Dia tidak mau, sesekali cucunya datang untuk berkunjung dan bermalam, dia merasa sangat bahagia, walaupun tak ditampakkan tapi dalam hatinya dia pasti sangat senang. Tapi, saat cucu maupun anaknya hendak pulang ada rasa lain yang menghampiri hatinya, rasa mencekam! Ternyata rasa itu hanya sementara elu-nya.
”Aku hanya wanita tua yang berharap anak-anak dan cucu-cucuku baik-baik saja, semoga nasibnya tak sepertiku yang dicampakkan. Aku sudah bersyukur punya mereka, dan semoga mereka selalu mengingatku. Di setiap do’aku aku selalu menyisipkan nama anak cucuku di dalamnya. Sebuah do’a tulus Ibu untuk anak-anaknya. Mungkin aku sudah renta, dan aku sadar aku semakin dekat dengan ajalku. Tapi keinginanku sederhana Tuhan, bahagiakan mereka yang kusayang, aku sudah sangat bahagia melihat mereka sudah menemukan jodohnya yang tepat. Tak sepertiku yang dimadu. Aku bersyukur anak-anakku semuanya baik, cucu-cucuku juga baik dan sehat-sehat. Kalau ada waktu dan rindu sudah membebaniku aku selalu menjenguk mereka, aku bangga punya mereka semua”.
Tapi, dia tetap wanita kuat. Lebih kuat dari batu karang yang terhempas. Semoga wanita itu baik-baik saja. Semoga malam-malamnya selalu diisi dengan doa-doanya yang penuh ketulusan, semoga saja dia selalu dalam lindungan Allah, dan semoga saja dia bisa melihat orang yang menulis cerita ini mendapat jodoh yang tepat dan sukses nantinya :’)
TERUNTUK
I MANYA
Senin sore, 17:34, Barata
(Afiah)
0 komentar:
Posting Komentar