NUR’ AFIAH
105 337 017 12
VI B
SEMIOTIK DALAM PUISI “AKU INGIN”
KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
Analisis
semiotik memandang karya sastra, dalam hal ini puisi, sebagai sistem tanda yang
bermakna. Tiap-tiap fenomena (unsur puisi) diyakini mempunyai makna atau arti,
sehingga menganalisis puisi sampai menemukan makna yang dimaksud merupakan
suatu keharusan. Kecuali itu fungsi estetik setiap unsur dalam puisi juga perlu
dibahas. Semiotik yang dimaksud di sini antara lain: (1) komponen tanda
(lambang/simbol, makna), (2) tingkatan tanda (denotasi/konotasi), (3) relasi
antar tanda
(metafora).
1.
Komponen
Tanda (lambang atau simbol, makna)
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
a.
Lambang atau
simbol
Lambang atau simbol yang dimaksud adalah mencintaimu, sederhana, kayu, api, abu, awan, hujan, dan tiada
b.
Makna
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Sederhana menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) 1 bersahaja;
tidak berlebih-lebihan: hidupnya selalu –; 2 sedang (dl
arti pertengahan, tidak tinggi, tidak rendah, dsb): harga –; 3 tidak banyak
seluk-beluknya (kesulitan dsb); tidak banyak pernik; lugas.Artinya, Aku-Lirik
ingin mencintai sesorang dengan cara yang tidak berlebihan, sedang dan secara
tulus, apa adanya dan hanya untuk seseorang yang ia cintai. Dengan kata yang tak sempat diucapkan Kayu kepada api yang
menjadikanya abu. Kata-kata ini memunculkan pengertian bahwa ‘Aku-lirik’ tidak sempat
mungungkapkan perasaan cintanya kepada orang yang ia cintai. Hal ini diperjelas
dengan kata kayu yang telah menjadi abu. Begitu juga dengan bait berikutnya Dengan isyarat yang tak
sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. Bait ini mempunyai pengertian hampir
sama dengan yang sebelumnya,
yaitu tentang keterlambatan seseorang dalam mengungkapkan isi hatinya kepada
orang yang ia cinta. Jadi, saya bisa menarik kesimpulan puisi ini bercerita tentang keterlambatan seseorang dalam mengungkapkan isi hatinya kepada orang yang
ia cinta. Saat ia ingin mencintai orang dengan sederhana namun ia terlambat
untuk mengungkapkannya, mungkin karena berbagai faktor yang menjadi kendala sehingga kesempatan itu hilang begitu
saja.
2.
Tingkatan Tanda
Tingkatan tanda adalah cara
pengombinasian tanda serta aturan yang melandasinya, kemungkinan untuk
dihasilkan makna sebuah teks baru.
Tingkatan Tanda Denotasi Terdapat pada Kata :
Kata Mencintaimu
berasal dari kata cinta yang berarti meyukai, mengasihi, dan menaruh hati kepada
seseorang. Sederhana menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)berarti bersahaja atau tidak berlebih-lebihan. Kayu berarti pohon yang
batangnya keras atau bagian batang (cabang, dahan) yang pokonya keras. Kata Api berarti panas dan cahaya dari
sesuatu yang terbakar, berkobar, serta menggelora. Abu yaitu material padat setelah pembakaran oleh api. Sedangkan Awan berarti massa yang dapat dilihat
dari tetesan air atau Kristal beku, tergantung di atmosfer di atas permukaan
bumiatau permukaan planet lain. Dan Hujan
adalah titik-titik yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan. Serta
Tiada yang berarti hilang, mati,
lenyap (tidak ada).
Tingkatan Tanda Konotasi Terdapat pada Kata :
Menurut hemat saya, jika dirunut
berdasarkan kata per kata, maka makna konotasi tak akan Nampak. Namun, jika
dirunut berdasarkan penggalang kalimat di beberapa bait, maka akan nampak makna
kiasan. Puisi ini menggunakan majas personifikasi, yaitu semacam gaya bahasa
kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah memiliki sifat
kemanusiaan (pelambangan). Tergambar pada kalimat Dengan kata yang tak sempat diucapkan Kayu kepada api yang
menjadikanya abu yang berarti apabila kayu telah dilalap api maka yang
tertinggal hanya abu atau sia-sia belaka. Dari pernyataan puisi tersebut, dapat
dilihat bahwa bagaimana Sapardi menggunakan bahasa yang begitu sederhana namun
mampu menorehkan arti yang dalam dan sangat berkesan.
3.
Relasi Antar Tanda
Relasi antar tanda yang meliputi metafora dalam puisi “Aku
Ingin” yaitu:
Kayu kepada api yang menjadikanya abu dan awan kepada hujan yang menjadikannya
tiada yang berarti sesuatu yang sia-sia. Keduanya merupakan metafora yan mengandaikan keterlambatan sehingga
mengakibatkan penyesalan. Keduanya saling berkaitan dan memiliki kesamaan arti
jika dimaknai dengan benar.
0 komentar:
Posting Komentar