Mari kita terjerembap di sini, di antara
lelahnya langit dengan birunya hingga ingin tertidur dalam balutan jingga.
Tenang.. Aku tak akan mengganggu, karena aku
juga ingin terlelap menatapnya. Layaknya Ayah yang menatap putri kecilnya tidur
dalam senyum.
Mungkin aku masih terjerembap di sini..
Satu jam lagi mungkin.
Karena kau tahu aku sangat suka memandangnya, layaknya Ibu yang memandang putrinya mengenakan baju pengantin, antara senang dan tak rela berpisah.
Karena kau tahu aku sangat suka memandangnya, layaknya Ibu yang memandang putrinya mengenakan baju pengantin, antara senang dan tak rela berpisah.
Ah.. Tiba-tiba saja hujan turun, rintik namun
menjerit senang. Tapi antara langit dan hujan memberiku pelajaran. Hujan saja
bisa beriringan, mengapa kita semua tidak? Kini, aku mengibaratkannya tulang
rusuk laki-laki yang bertemu jodohnya sang wanita yang sedang dalam pelukan.
Pas dan serasi.
Catatan langit merah
masih terus menggema. Antara jingga dan merah memang hampir sama, tapi buahnya
beda. Tapi aku mencintai keduanya, layaknya Aku mencintaimu. Tak berjeda.
Makassar, 19 Maret 2015
19:14 Wita.
1 komentar:
hai say, salam kenal ya
mau ajakin kamu jion di www.indonesian-hijabblogger.com
ada yang regional makassar nya juga :)
kumpul2 sama blogger hijab makassar
ada id line? invite ya : Qiahre
Posting Komentar